Kamis, 29 Mei 2014

Cara Membuat Etanol dari Jagung


 etanol dari jagung
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. 
Tongkol pada jagung adalah bagian dalam organ betina tempat bulir duduk menempel. Istilah ini juga dipakai untuk menyebut seluruh bagian jagung betina ("buah jagung"). Tongkol terbungkus oleh kelobot (kulit "buah jagung").
teknologi kompasiana.jpg
Karakteristik kimia dan fisika dari tongkol jagung sangat cocok untuk pembuatan tenaga alternative (bioetanol), kadar senyawa kompleks lignin dalam tongkol jagung adalah 6,7-13,9%, untuk hemiselulose 39,8% , dan selulose 32,3-45,6%. Selulose hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni di alam melainkan selalu berikatan dengan bahan lain yaitu lignin dan hemiselulose. Serat selulose alami terdapat di dalam dinding sel tanaman dan material vegetatif lainnya. Seluose murni mengandung 44,4% C; 6,2% H dan 49,3% O. Rumus empiris selulose adalah (C6H10O5)n, dengan banyaknya satuan glukosa yang disebut dengan derajat polimerisasi (DP), dimana jumlahnya mencapai 1.200-10.000 dan panjang molekul sekurang-sekurangnya 5.000 nm. Berat molekul selulose rata-rata sekitar 400.000 Mikrofibril selulose terdiri atas bagian amorf (15%) dan bagian berkristal (85%). Struktur berkristal dan adanya lignin serta hemiselulose disekeliling selulose merupakan hambatan utama untuk menghidrolisa selulose (Sjostrom, 1995). Pada proses hidrolisa yang sempurna akan mengahasilkan glukosa, sedangkan proses hidrolisa sebagian akan menghasilkan disakarida selebiose. Secara teoritis, hidrolisis glukosa akan menghasilkan etanol dan karbondioksida. Perbandingan mol antara glukosa dan etanol dapat dilihat pada reaksi berikut ini:
C6H12O6  C2H5OH + 2 CO2

   


    Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalahseperangkat alat distilasi, timbangan, blender, saringan, panci, digester (autoclave), corong buchner, propipet, pipet volume, labu takar, gelas ukur, gelas beaker, piknometer, oven, erlenmeyer, pipet tetes, sendok, kertas saring, pH meter.

Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut tongkol jagung, H2SO4, NaOH, n-heksan, Sacharomyces cereviseaeAquadest, Urea.


       a. Proses Persiapan Bahan Baku
Perlakuan fisika terhadap tongkol jagung meliputi pencucian, pengeringan, dan pengayaan. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan bahan-bahan yang terikut dalam tongkol seperti tanah, cangkang dan kotoran lain. Pengeringan dilakukan pada suhu  100oC didalam oven selama 1 hari dan dicapai kadar air 14,79 %. Pengeringan ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses penggilingan serat tongkol jagung, karena pada keadaan lembab tongkol jagung sukar untuk dihancurkan. Tahap penghancuran bertujuan untuk memperkecil ukuran tongkol jagung. Alat yang digunakan adalah blender. Tongkol yang sudah dihancurkan kemudian diayak dengan ukuran berturut-turut adalah 25, 50, dan 100 mesh.

b. Proses Hidrolisis
            Proses hidrolisis diawali dengan memasukan 200 gram serbuk tongkol jagung yang sudah dikeringkan dan dihaluskan serta 1500 mL larutan H2SO4   pekat ke dalam digester yang dihidupkan dan hidrolisis dilakukan dengan temperatur (90oC, 100oC, 110oC, 120oC) selama 2 jam disertai pengadukan kemudian digester dimatikan dan hasil yang diperoleh didinginkan.
c. Pembuatan Starter
            Mengukur pH dari larutan hasil hidrolisis tersebut dengan pH meter dan tambahkan H2SO4 sedikit demi sedikit, dihentikan penambahan sampai pH larutan mencapai 4,5 – 5,5. Larutan hasil hidrolisis diambil 20 mL, dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 0,01 gram urea dan Saccharomycescerevisiae sesuai dengan variasi yang diinginkan, erlenmeyer ditutup dengan menggunakan kertas saring, dan diamkan pada suhu kamar selama 1 x 24 jam.






c. Proses Fermentasi
            Proses fermentasi pada penelitian ini menggunakan seperangkat alat fermentasi seperti dengan proses anaerob. Hasil hidrolisis diambil 200 ml dan dimasukkan ke dalam botol, ditambahkan 0,09 gram urea, starter ke dalam botol.Fermentasi dilakukan pada suhu 30°C dan waktu yang divariasikan yaitu 24 jam dan48 jam. Kemudian mendistilasi hasil fermentasi.

d.Proses Distilasi
diperta.JPG
Proses distilasi pada penelitian ini menggunakan seperangkat alat distilasi seperti Proses distilasi diawali dengan menyaring larutan hasil fermentasi dengan kertas saring, kemudian memasukkan filtrat yang dihasilkan ke dalam labu leher tiga dan mendistilasinya dengan n-heksan . Proses distilasi berlangsung pada suhu ± 80oC sampai distilat tidak menetes lagi. Kemudian menganalisa kadar etanol hasil distilasi yang diperoleh.

sumber:


0 komentar:

Posting Komentar